BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia merupakan
makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam
lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, dan
keinginan manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya.
Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam
suatu masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan
dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan
suatu proses interaksi sosial. Interaksi social terbentuk karena dipengaruhi
oleh tindakan social, kontak social, dan komunikasi social.
Hubungan antar manusia,
ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan
antar manusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain
warga-warga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun
dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri, mewujudkan
segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.
Psikologi sosial adalam merupakan cabang ilmu
dari psikologi yang baru muncul dan intensif dipelajari pada tahun 1930. Secara
sederhana objek material dari psikologi sosial adalah fakta - fakta, gejala -
gejala serta kejadian - kejadian dalam kehidupan sosial manusia. Pada makalah
ini akan dijelaskan mengenai psikologi sosial beserta komponen-komponennya.
1.2
Perumusan
Masalah
Adapun
perumusan masalah yang berkaitan dengan makalah ini antara lain:
1.
Apa pengertian Psikologi Sosial?
2. Bagaimana Objek dan Metode Psikologi
Sosial?
3.
Bagaimana kedudukan Psikologi Sosial
diantara ilmu-ilmu lainnya?
1.3
Pembatasan
Masalah
Adapun pembatasan
masalah yang dibahas oleh penulis dalam makalah ini yaitu hanya dalam
pembatasan masalah mengenai “Psikologi Sosial Suatu Pengetahuan”.
1.4
Maksud
dan Tujuan
Adapun maksud
penulisan dalam makalah ini yaitu
sebagai salah satu tugas pemenuhan syarat dari mata kuliah Psikologi Sosial.
Dalam melakukan
penulisan makalah ini, hal yang menjadi tujuan penulisan adalah sebagai
berikut:
Secara umum, penulisan
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi kami dan pembaca tentang
Psikologi Sosial Suatu Pengetahuan.
Secara khusus,
penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Pengertian, objek dan metode
Psikologi Sosial serta Kedudukan Psikologi Sosial diantara ilmu-ilmu lainnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Psikologi Sosial
“Psikologi” berasal
dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu
pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu
yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya.
Seperti halnya dengan
psikologi, maka psikologi sosial merupakan juga suatu ilmu pengetahuan baru, dan
merupakan cabang dan ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut
menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan
situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok, situasi massa dan
sebagainnya; termasuk di dalamnya interaksi antar orang dan hasil
kebudayaannya.
Beberapa definisi
Psikologi Sosial menurut Para tokoh sebagai berikut:
·
Sherif dan Muzfer (1956)
Psikologi Sosial adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pengalaman dan tingkah laku individu
manusia dalam hubungannya dengan situasi stimulus sosial (rangsangan sosial).
Stimulus sosial atau
rangsangan sosial yang dimaksud di sini bukan hanya orang-orang lain yang
mengadakan interaksi sosial dengan si pelaku, melainkan dapat berupa
benda-benda dan hal-hal lain yang bernilai sosial dan mempengaruhi perilaku
orang secara sosial pula. Misalnya, sebuah masjid, walaupun hanya berupa
bangunan biasa, mempunyai nilai sosial tertentu sehingga orang selalu membuka
sepatu atau sandalnya jika akan memasukinya. Masjid tergolong stimulus sosial.
·
Krech, Cructhfield dan Ballachey (1968)
Psikologi Sosial adalah
ilmu tentang peristiwa perilaku hubungan interpersonal (antarpribadi). Dalam
definisi ini tidak terlalu dipentingakan muatan masa lalu (dalam bentuk
nilai-nilai dan sebagainya) dalam suatu situasi sosial dan juga tidak
dipentingkan bagaiman pengaruhnya interaksi masa kini tersebut untuk masa depan
yang akan datang. Inti dari definisi ini adalah untuk menerangkan dan untuk
mengerti suatu hubungan interpersonal.
·
Watson, 1996
Psikologi sosial adalah
ilmu tentang interkasi manusia. Definisi ini merujuk ke interaksi sosial yang
terjadi antarmanusia pada saat tertentu saja. Masa lalu atau masa lampau tidak
termasuk dalam definisi ini, demikian pula hal-hal yang bersifat non-manusia.
·
Dewey dan Huber, 1966
Psikologi sosial adalah
studi tentang manusia individual ketika ia berinteraksi, biasanya secara
simbolik, dengan lingkungannya. Yang dimaksud dengan simbol dalam interaksi
simbolik adalah lambang-lambang yang biasa digunakan oleh manusia untuk sling
berinteraksi, seperti kata-kata, huruf-huruf, tanda lalu lintas, tanda pangkat,
busana, dan sebagainya.
·
Sarlito Wirawan, setelah menyimpulkan
beberapa defenisi psikologi sosial membedakan tiga wilayah studi psikologi
sosial sebagai berikut:
1)
Studi tentang pengaruh sosial terhadap
proses individu, misalnya studi tentang persepsi, motivasi, proses belajar,
atribusi (sifat). Walaupun topik-topik ini bukan monopoli dari psikologi
sosial, namun psikologi sosial tidak dapat menghindar dari studi tentang
topik-topik ini.
2)
Studi tentang proses-proses individual
bersama, seperti bahasa, sikap sosial dan sebagainya.
3)
Studi tentang interaksi kelompok,
misalnya: kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan, otoriter, konformitas
(keselarasan), kerjasama, persaingan, peran dan sebagainya.
Lebih lanjut dia
mendefenisikan psikologi sosial sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial (social
psychology is the scientific study of individual behavior as a function of
social stimuli; Shaw & Coztanzo).
2.2
Objek dan Metode Psikologi Sosial
1. Objek
Psikologi Sosial
Objek psikologi adalah
manusia dan kegiatan-kegiatannya, sedangkan objek psikologi sosial adalah
kegiatan-kegiatan sosial atau gejala-gejala sosial. Manusia adalah makhluk yang
tertinggi ciptaan Tuhan, dan hanya manusialah yang mempunyai resiko kecerdasan
dan kemauan. Baik psikologi maupun ilmu-ilmu sosial lainnya berpendapat bahwa
manusia itu dapat dipandang sebagai:
a.
Makhluk individu
b.
Makhluk sosial dan
c.
Makluk ber-ke-Tuhanan
2. Metode
Psikologi Sosial
Metode-metode yang
dipakai dalam psiokologi sosial pada dasarnya sama dengan metode-metode
psikologi. Metode-metode tersebut antara lain :
a. Metode
Eksperimen
Metode ini pertama kali
dipakai oleh Wilhem Wundt. Beberapa syarat yang harus dipenuhi, dalam materi
ini yaitu :
-
Kita harus dapat menentukan waktu
terjadinya gejala yang ingin kita selidiki.
-
Kita harus dapat mengikuti
berlangsungnya gejala yang ingin kita selidiki, dan harus mengamatinya dengan
perhatian yang khusus.
-
Tiap-tiap pengamatan / observasi harus
dapat kita ulangi dalam keadaan yang sama.
-
Kita harus dapat mengubah-ubah dengan
sengaja syarat-syarat keadaan eksperimen.
Metode eksperimen ini
dimaksudkan untuk menyelidiki suatu gejala dengan perhatian yang khusus,
sehingga dapat memperoleh keterangan yang lebih mendalam tentang gejala
tersebut. Metode test dalam penyelidikan psikologis sebenarnya termasuk
eksperimen ini.
b. Metode
Survey
Metode ini biasanya
digunakan untuk mengumpulkan keterangan mengenai kelompok tertentu yang ingin
diselidiki. Dalam pelaksanaan, biasanya dengan menggunakan wawancara, observasi
atau angket sebagai alat untuk mengumpulkan keterangan-keterangannya.
Di dalam survey si
penyelidik menggunakan sample yaitu sebuah kelompok kecil yang dianggap
representatif daripada kelompok besar yang ingin diselidikinya. Dalam sample
ini kemudian diselidiki dengan teliti dan cermat tentang hal-hal yang ingin
diketahui. Apabila cara-cara memilih sample ini memenuhi syarat, maka hasilnya
akan dianggap sama dengan seluruh populasi yang ingin diketahui.
c. Metode
Observasi
Yaitu suatu cara untuk
mengumpulkan keterangan-keterangan yang diinginkan dengan jalan mengadakan
pengamatan secara langsung. Menurut Pauline V.Young, observasi diartikan:
observation is a systematic and deliberate study throught the eyes of
spontaneous accurrences at they accur. The purpose of observation is to percive
the nature and extent of significant interlated element with coplex social phenomena
culture patters or human conduct.
Observasi merupakan
suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis, dan dengan sengaja
diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap
kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Ini
berarti bahwa observasu tidak dapat digunakan terhadap kejadian-kejadian yang
sudah awet.
Adapun macam-macam
jenis observasi ialah :
1) Observasi
yang berpartisipasi (participant observation).
Dalam observasi bentuk
ini observer turut mengambil bagian di dalam perikehidupan atau situasi dari
orang-orang yang diobservasinya. Pada umumnya bentuk ini digunakan untuk
mengadakan penyelidikan yang bersifat eksploratif, dan biasanya untuk satuan
atau unit-unit sosial yang besar. Tetapi ini tidak berarti bahwa untuk
satuan-satuan sosial yang kecil pun orang dapat menggunakan bentuk ini.
2) Observasi
non-partisipasi (non-participant observation).
Observasi ini merupakan
kebalikan dari yang berpartisipasi. Dalam observasi ini observer tidak ikut
ambil bagian secara langsung di dalam situasi kehidupan yang diobservasinya.
Misalnya: Kalau kita mengadakan penyeidikan sebuah desa, maka kita datang di
desa itu dan menyelidikinya, kemudian kembali lagi. Keesokan harinya kita
datang lagi ke tempat penyelidikan, dan kemudian juga kembali lagi. Begitulah
seterusnya. Pokoknya kita tidak ikut dalam kehidupan di desa itu.
3) Quasi
Partisipasi
Yaitu apabila dalam observasi,
seolah-olah observasi turut berpartisipasi. Jadi sebenarnya hanya pura-pura
saja turut ambil bagi dalam situasi kehidupan observes.
d. Metode
Diagnostik-psikis
Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan keterangan-keterangan empiris mengenai objek-objek
penelitian psikologi sosial. Untuk memperoleh keterangan mengenai
pendapat-pendapat orang, cukup dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket)
yang harus dijawab dengan sejujur-jujurnya. Tetapi untuk memperoleh keterangan
yang lebih mendalam mengenai sikap perasaan dan kecenderungan pribadi
seseorang, diperlukan alat-alat yang lebih halus daripada sebuah daftar
pertanyaan. Untuk keperluan ini maka digunakan “skala sikap” (attitudescales),
yaitu skala yang memerlukan percobaan-percobaan yang khas atau pengecekan lebih
dulu terhadap sikap-sikap orang, sehingga ukuran tersebut sesuai dengan kenyataan.
e. Metode
Sosiometri
Metode ini ditemukan
dan dikembangkan oleh Moreno dan dimaksudkan untuk meneliti
intra-group-relations, atau saling hubungan antara anggota kelompok di dalam
suatu kelompok. Terlaksananya dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan relasi seseorang dan orang lain yang tergabung dalam suatu
kelompok, misalnya bagaimana ia menentukan kawan, bagaimana ia memilih teman,
syarat-syarat apa yang digunakan untuk menentukan pemilihan teman. Dari
jawaban-jawaban itulah dapat dibuat sosiogram, yakni yang menggambarkan
bagaimana arah saling hubungan antara kelompk-kelompok itu.
2.3
Kedudukan
Psikologi Sosial Dianara Ilmu-Ilmu Lainnya
Menurut Bonner (1953)
perkembangan psikologi sosial tidak terlepas dari pengaruh ilmu-ilmu lain.
Sebagai ilmu tentang perilaku, psikologi sosial terkait dengan ilmu faal dan
biologi, karena bagaimanapun juga perilaku ditentukan oleh substruktur biologic
manusia. Selanjutnya, perilaku sosial berarti juga penyesuaian diri pada
lingkungan sosial. Kegagalan atau kelainan dalam penyesuaian dari menjadi
persoalan psikologik tersendiri. Ilmu lain yang berpengaruh pada psikologi
sosial adalah sosiologi dan antropologi. Sosiologi terkait dengan perilaku
hubungan antarindividu atau antara individu dan kelompok atau antar kelompok
(interaksionisme) dalam perilaku sosial. Sebaliknya, antropologi berpengaruh
karena perilaku sosial itu selamanya terjadi di dalam suprastruktur budaya
tertentu.
Walaupun demikian,
psikologi sosial dan psikologi pada umumnya jelas berbeda dari ilmu-ilmu lain
yang mempengaruhinya itu. Psikologi adalah ilmu yang subjektif, biologi adalah
ilmu yang objektif. Psikologi disebut sebagai ilmu yang subjektif karena
mempelajari pengindraan (sensation) dan persepsi manusia sehingga manusia
dianggap sebagai subjek atau pelaku; bukan objeknya. Psikologi mempelajari
nilai-nilai yang berkembang dari persepsi subjek, sementara biologi mempelajari
fakta yang diperoleh dari penelitian terhadap jasad manusia. Yang terakhir
adalah bahwa psikologi mempelajari perilaku secara “molar” (perilaku
penyesuaian diri secara menyeluruh), sementara biologi (termasuk ilmu Faal)
mempelajari perilaku manusia secara “molecular”, yaitu mempelajari
molekul-molekul (bagian-bagian) dari perilaku berupa gerakan, refleks,
proses-proses ketubuhan, dan sebagainya.
Menurut Bonner (1953)
psikologi sosial mempelajari perilaku individu yang bermakna dalam hubungan
dengan lingkungan atau rangsangan sosialnya. Sebaliknya, psikologi umum
mempelajari apa saja, terlepas dari makna sosialnya. Psikologi umum lebih
banyak dilaksanakan di ruangan eksperimen (laboratorium) dengan menggunakan
metode eksperimen.
Psikologi sosial
berbeda dengan sosiologi dalam hal fokus studinya. Psikologi sosial memusatkan
penelitiannya pada perilaku individu, sosiologi tidak memperhatikan individu.
Yang menjadi perhatian sosiologi adalah sistem dan struktur sosial yang dapat
berubah atau konstan tanpa tergantung pada individu-individu.
Dalam ilmu psikologi sosial, perlu
dibedakan antara ilmu dan terapannya. Krech & Crutchfield (1962),
mengatakan bahwa ilmu dapat menjadi
pengetahuan terapan tetapi ilmu itu sendiri tidak harus terkait dengan
terapan. Ilmu dapat berkembang terus terlepas dari terapannya. Jika harus
selalu terkait dengan terapannya, ilmu justru akan terhambat perkembangannya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Psikologi sosial
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia
dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti situasi kelompok,
situasi massa dan sebagainnya; termasuk di dalamnya interaksi antar orang dan
hasil kebudayaannya.
Objek Psikologi adalah
manusia dan kegiatan-kegiatannya, sedangkan objek psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial atau
gejala-gejala sosial.
Metode Psikologi Sosial
ada 5 yaitu Metode Eksperimen, Observasi, Survey, Diagnostik-psikis,
Sosiometri.
Kedudukan Psikologi Sosial dengan
ilmu lain-lainnya
adalah bahwa psikologi mempelajari perilaku secara “molar”
(perilaku penyesuaian diri secara menyeluruh), sedangkan untuk ilmu yang
lainnya, mereka menekankan pada pengertian psikologi secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
H.
Abu Ahmad. 2009. Psikologi sosial. Jakarta : Rineka Cipta.
Dr.
W. A. Gerungan. 2004. Psikologi Sosial (edisi ketiga). Bandung: PT Refika
Aditama Bandung.
Sarlito
Wirawan Sarwono. 2002. Psikologi Sosial (Individu dan Teori-Teori Psikologi
Sosial). Jakarta: Balai Pustaka
0 comments:
Post a Comment